Share

Facebook icon Twitter icon Mail icon
Kolaborasi Earthworm Foundation, Nestlé dan Golden Agri-Resources menunjukkan bagaimana industri dapat memperbaiki kondisi kerja untuk perempuan di sektor kelapa sawit
Kolaborasi Earthworm Foundation, Nestlé dan Golden Agri-Resources menunjukkan bagaimana industri dapat memperbaiki kondisi kerja untuk perempuan di sektor kelapa sawit
News 6 Des 2021

Memperbaiki Kehidupan Pekerja Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia

Bacaan 4-5 menit

 

"Kami merasa senang dan semakin termotivasi," ujar Leni, seorang pekerja perempuan di PT Gruti Lestari Pratama (GLP), perusahaan kelapa sawit di Sumatera Utara, Indonesia. Bersama 36 rekan perempuannya, Leni baru saja dipromosikan dari status pekerja harian menjadi pekerja tetap.

"Sebelumnya, sebagai pekerja harian, penghasilan kami hanya sekitar Rp1.500.000 per bulan. Namun, setelah menjadi pekerja tetap, kami menerima Rp2.800.000 per bulan," tambahnya. Kenaikan status pekerja ini telah berdampak signifikan pada kehidupan mereka.

Diperkirakan bahwa Indonesia dan Malaysia menyumbang sekitar 85% dari pasokan minyak kelapa sawit global, dengan nilai pasar mencapai sekitar USD 65 miliar. Di Indonesia, sekitar 16,2 juta orang mengandalkan sektor ini sebagai sumber utama mata pencaharian mereka.

Di perkebunan kelapa sawit Indonesia, pembagian kerja biasanya terbagi berdasarkan gender. Laki-laki banyak bekerja sebagai pemanen buah sawit, sementara perempuan ditugaskan dalam pengaplikasian pupuk, penyemprotan pestisida, dan pengumpulan buah kelapa sawit (brondolan). Meski berperan penting dalam produktivitas perkebunan, banyak pekerja perempuan masih berstatus harian dan jarang mendapat kesempatan menjadi pekerja tetap. Hal ini menciptakan kesenjangan besar dalam kondisi kerja antara laki-laki dan perempuan.
 

Konsekuensi

Konsekuensi dalam hal ini dapat berdampak luas bagi pekerja perempuan di sektor kelapa sawit, terutama dalam terkait upah dan manfaat yang diterima. Sebagai pekerja harian, mereka sering kali mendapatkan upah di bawah standar minimum serta akses terbatas terhadap jaminan sosial dan perlindungan kesehatan.

Dampak yang paling merugikan adalah kurangnya akses untuk cuti melahirkan. Banyak perempuan kehilangan pekerjaan dan penghasilan saat hamil. Dalam kasus lain, ada yang tetap dipekerjakan untuk tugas-tugas berisiko tinggi seperti menyemprot pestisida selama masa kehamilan atau menyusui.

 

Mengatasi permasalahan tersebut

Menanggapi masalah ini, Earthworm Foundation bekerja sama dengan Nestlé dan Golden Agri-Resources (GAR), menjalankan berbagai inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja perempuan harian dalam rantai pasok kelapa sawit.

"Kesetaraan gender merupakan salah satu aspek penting yang perlu ditingkatkan dalam sektor ini," ucap Siti Halimah, Spesialis Pekerja di Earthworm Foundation.

Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah menciptakan pedoman perusahaan mengenai Ketenagakerjan yang Adil pada Pekerja Harian di Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia atau  Fair Employment of Casual Workers in Indonesian Palm Oil Plantations

"Kami ingin menyediakan panduan praktis yang dapat diadopsi oleh perusahaan untuk meningkatkan kondisi pekerja harian. Bagi perusahaan yang memiliki banyak pekerja harian, langkah pertama yang disarankan adalah mengidentifikasi individu yang menjalankan tugas tetap. Setelah itu, mereka harus segera diangkat sebagai pekerja tetap," ujar Janhavi Naidu, Kepala Program Kesejahteraan Pekerja dan Hak Pekerja di Earthworm Foundation.

Dengan dukungan pendanaan dari Nestlé, GAR dan Earthworm bekerja sama dengan PT. GLP untuk mempromosikan pekerja perempuan harian mereka. Earthworm mendukung dengan melakukan asesmen lapangan, menyusun rencana aksi, melatih manajemen, dan menyediakan alat serta pedoman praktis.

 

Dampak positif yang meluas

 

GAR juga memberikan dukungan langsung kepada PT. GLP melalui berbagi praktik terbaik dalam promosi pekerja harian, serta memperkuat perspektif bisnis. Hasilnya, PT. GLP berhasil mempromosikan 101 pekerja harian laki-laki pada periode 2018 hingga 2020, dan 36 pekerja perempuan pada tahun 2021.

Saat ini, 25% tenaga kerja di PT. GLP adalah perempuan, dan lebih dari 50% dari mereka kini berstatus sebagai pekerja tetap. PT. GLP juga berkomitmen untuk terus mempromosikan seluruh pekerja harian menjadi pekerja tetap secara bertahap.

Promosi ini telah memberikan dampak nyata dalam kehidupan para pekerja perempuan, sebagaimana yang disampaikan oleh Desmawarni, rekan kerja Leni. "Sekarang, kami bisa menyekolahkan semua anak-anak kami. Jadi promosi ini sangat membantu dan kami sangat bersyukur"

Rekan lainnya, Leginem, menambahkan, “Saya juga bisa menabung untuk masa depan. Agar nanti saat tidak lagi bekerja di perusahaan, saya tetap dapat mendukung pendidikan anak-anak saya.”

Hal ini sangat berarti, mengingat pekerja harian umumnya tidak memiliki akses terhadap tunjangan pensiun, dan banyak keluarga yang telah bertahun-tahun bekerja di sektor kelapa sawit tanpa peluang untuk meningkatkan kesejahteraan, termasuk akses pendidikan. Kini, dengan status sebagai pekerja tetap, para perempuan ini dapat menikmati berbagai fasilitas seperti klinik kesehatan perusahaan, asuransi kesehatan, cuti berbayar, cuti melahirkan, serta penghasilan yang lebih tinggi.

 

Keuntungan bagi bisnis

 

Transformasi ini juga membawa manfaat nyata bagi perusahaan. "Setelah diangkat menjadi pekerja tetap, produktivitas mereka meningkat, dan hal ini berdampak langsung pada efisiensi operasional perusahaan," ungkap Suwardi, Manajer Perkebunan PT. GLP.

Tengku Badrun, Manajer Produksi dan Agronomi PT. GLP, menambahkan, "Kami berkomitmen untuk menciptakan peluang kerja yang setara dan mendukung kemajuan karier bagi seluruh pekerja, tanpa memandang gender. Kami juga mendorong mitra kami untuk bersama-sama mendukung inisiatif ini."

Para mitra berharap upaya ini dapat direplikasi di perusahaan lain dalam industri kelapa sawit Indonesia. Earthworm Foundation akan terus bekerja sama dengan anggota GAR dan Nestlé, serta mitra pemasok mereka untuk memperluas dampak positif ini.

"Apa yang dilakukan PT. GLP merupakan contoh baik yang patut dicontoh oleh perusahaan lain untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, terutama bagi pekerja perempuan, sekaligus memperkuat keberlanjutan bisnis secara keseluruhan. Semua pihak harus mendukung upaya ini." ujar Fauzan Kurniawan, Kepala Keterlibatan Pemasok GAR.

Berita Terkait:

Bidang Pekerjaan:
Respected workers

Solusi:
Respect

Produk:
Kelapa sawit

Anggota:
Nestlé

Topik menarik bagi Anda...

18 Agu 2023

Earthworm Foundation berkolaborasi dengan perusahaan untuk mendorong pertanian berkelanjutan di Indonesia

7 Okt 2024

Insights at key Amazon events in Peru

12 Jun 2025