Share

Facebook icon Twitter icon Mail icon
Nestlé dan GAR Mendorong Peningkatan Hak Pekerja Kelapa Sawit di Indonesia
Nestlé dan GAR Mendorong Peningkatan Hak Pekerja Kelapa Sawit di Indonesia
News 30 Apr 2018

Bacaan 2-2,5 menit

Laporan oleh TFT dan Danish Institute for Human Rights dipublikasikan hari ini

Sejak Januari 2019, TFT telah berganti nama menjadi Earthworm Foundation.

TFT dan Danish Institute for Human Rights (DIHR) hari ini menerbitkan laporan mengenai dampak ketenagakerjaan dan Hak Asasi Manusia dalam rantai pasok kelapa sawit Nestlé di Indonesia. Nestlé membutuhkan laporan ini untuk lebih memahami dampak ketenagakerjaan yang ada dan berpotensi muncul dari rantai pasok kelapa sawit. Laporan ini disusun berdasarkan temuan dari penelitian lapangan yang dilakukan oleh DIHR dan TFT di Sumatera Utara dan Jambi, Indonesia. Laporan ini memuat beberapa rekomendasi untuk memperkuat komitmen perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya dalam melindungi para pekerja dan masyarakat. Sebagai hasil dari laporan ini, Nestlé dan pemasok utama mereka di Indonesia, Golden Agri-Resources (GAR), yang juga telah dikunjungi dalam proses pembuatan laporan, telah mengembangkan rencana aksi untuk mengatasi tantangan dalam rantai pasok mereka dan melakukan perbaikan di area tersebut.

Temuan dalam laporan ini studi-studi lain tentang kondisi ketenagakerjaan di sektor kelapa sawit dan menyoroti tantangan yang dihadapi oleh pemain-pemain kecil pada sektor ini, dengan implikasi terhadap bagaimana pedagang dan perusahaan jenama memperoleh bahan baku secara bertanggung jawab. Oleh karena itu, laporan ini memuat rekomendasi tindakan yang harus diambil untuk Nestlé, GAR, perkebunan kelapa sawit lainnya, pembeli, pemerintah Indonesia, badan sertifikasi kelapa sawit, dan LSM.

Nestlé telah menjadi anggota TFT sejak tahun 2010, berkolaborasi dengan kami untuk mengurangi dampak lingkungan dan sosial dari perkebunan kelapa sawitnya. Nestlé merupakan perusahaan global pertama yang memiliki dan melaksanakan kebijakan Tanpa Deforestasi untuk kelapa sawit. GAR menjadi anggota TFT pada tahun 2011 dan mengumumkan Kebijakan Sosial dan Lingkungan GAR pada tahun 2015. Penyusunan laporan ini  adalah pertama kalinya ketiga organisasi ini bekerja sama membahas isu ketenagakerjaan, berkolaborasi dengan DIHR, yang telah melakukan 12 penilaian mengenai Hak Asasi Manusia untuk Nestlé . Penilaian sebelumnya berfokus pada operasional Nestlé dan sumber daya dari berbagai komoditas di tingkat negara. Kali ini merupakan pertama kalinya Nestlé memusatkan perhatian pada satu komoditas di tingkat pemasok dan negara.

Hilary Thompson, Kepala Program Respect di TFT, yang berfokus pada hak pekerja di seluruh dunia. Hilary mengatakan: "Kami senang telah berkontribusi pada pekerjaan yang berharga terkait kondisi ketenagakerjaan ini. Kami akan terus mendukung baik Nestlé maupun GAR dalam mengimplementasikan rencana aksi mereka masing-masing di tengah upaya mereka membawa perubahan di lapangan."

Claus Teilmann Petersen adalah Direktur Departemen Hak Asasi Manusia dan Bisnis di DIHR. Claus mengatakan: "Kami senang Nestlé dan GAR telah mengembangkan rencana aksi untuk mengatasi dampak-dampak yang diidentifikasi. Yang kami harapkan dari penilaian dan kolaborasi kami dengan Nestlé adalah perbaikan kondisi Hak Asasi Manusia bagi pekerja di rantai pasok kelapa sawit Indonesia, hingga ke petani dan keluarganya."

TFT Indonesia bekerja dengan Nestlé dan GAR dalam mengimplementasikan rencana aksi mereka. Janhavi Naidu, Manajer Program Respect TFT Indonesia, mengatakan: "Tujuan kami adalah melihat anggota mengambil tindakan konkret untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan dalam rantai pasok mereka dan kami berharap untuk melanjutkan kolaborasi pada aspek ini."

 

****

Baca Penilaian Hak-hak Buruh Indonesia

Baca Ringkasan Eksekutif

Berita Terkait:

Bidang Pekerjaan:
Respected workers

Solusi:
Respect

Produk:
Kelapa sawit

Anggota:
Nestlé

Topik menarik bagi Anda...

8 Okt 2024

Earthworm Foundation Convenes Roundtable Discussion on Ethical Recruitment in Sabah

Insights at key Amazon events in Peru

29 Nov 2023

Mengatasi tantangan Hak Asasi Manusia di rantai pasok daur ulang di Indonesia