Share

Facebook icon Twitter icon Mail icon
Mendukung Pemasok Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja di Indonesia
Mendukung Pemasok Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja di Indonesia
News 7 Mar 2018

Bacaan 3 menit

Wilmar dan TFT berkolaborasi memperbaiki kesejahteraan pekerja di PT. Abdi Budi Mulia (ABM) sebagai bagian dari upaya menerapkan kebijakan NDPE Wilmar.

Sejak diumumkannya kebijakan No Deforestation, No Peat, No Exploitation (NDPE) atau Tanpa Deforestasi, Tanpa Gambut, Tanpa Eksploitasi yang terintegrasi pada Desember 2013, Wilmar telah bekerja untuk memajukan produksi minyak kelapa sawit yang bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial di seluruh pabrik, perkebunan, dan pemasok pihak ketiganya. Aspek kunci dari upaya mencapai tujuan ini adalah keterlibatan langsung dan dukungan yang kepada pemasok pihak ketiga.

Bersamaan dengan upaya industri minyak kelapa sawit untuk memperbaiki praktiknya, organisasi masyarakat sipil konsisten memantau kemajuan secara independen. Pada Desember 2016, Amnesty International (AI) menerbitkan laporan yang menyoroti pelanggaran hak-hak buruh di industri minyak kelapa sawit Indonesia yang berkaitan dengan buruh anak, upah minimum, kesehatan dan keselamatan kerja, diskriminasi gender, dan target produksi yang tinggi. PT. Abdi Budi Mulia (ABM), salah satu perusahaan yang disebut dalam laporan tersebut adalah pemasok Wilmar. Setelah laporan tersebut dirilis, TFT mengunjungi perusahaan pada Desember 2016 untuk melakukan penilaian praktik ketenagakerjaan di PT. ABM. Sejumlah isu yang diidentifikasi oleh AI juga diakui oleh TFT.

Keterlibatan awal dengan PT. ABM terseut berlanjut pada program jangka panjang untuk memperbaiki praktik mereka, yang dinamakan sebagai program Support for Transformation (SFT), atau Dukungan untuk Perubahan, oleh TFT yang bekerja sama dengan Wilmar.

Program SFT berdurasi 6 hingga 12 bulan yang bertujuan mengubah praktik perusahaan di lapangan, menyediakan asistensi dan mendukung mereka dalam perjalanan bertransformasi. Di Indonesia, TFT mengimplementasikan program tersebut pada rantai pasok minyak kelapa sawit, melibatkan para aktor rantai pasok untuk memperbaiki praktik mereka sesuai standar keberlanjutan.

Program SFT melibatkan proses keterlibatan di lokasi untuk memastikan tercapainya pemahaman bersama tentang tujuan program dan bagian dari proses membentuk kepemilikan terhadap program. Dengan bekerja secara intensif bersama perusahaan di lokasi, TFT bertujuan memfasilitasi solusi yang menjawab tantangan praktik ketenagakerjaan mereka dengan memahami kondisi spesifik. 

Dengan dukungan dari RB (Reckitt Benckiser Group PLC), anggota TFT, program ini secara resmi diluncurkan pada April 2017 dalam pertemuan awal antara TFT, PT. ABM, dan Wilmar. TFT mengunjungi PT. ABM pada tiga kesempatan terpisah di tahun 2017 untuk berkonsultasi dengan para pekerja, membangun kapasitas manajemen untuk memperbaiki praktik, dan memverifikasi perubahan di lapangan. PT. ABM berupaya memperbaiki praktiknya melalui pembuatan kebijakan yang tepat dan penerapan rencana aksi yang disepakati.

Sebagai hasil keterlibatan SFT dengan TFT dan Wilmar, ABM memperbaiki rumah untuk pekerjanya.

Ringkasan Hasil Kunci

  • 56 pekerja harian dan 6 pekerja sub-kontrak dipromosikan menjadi pekerja tetap. Hal ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk mendorong agar seluruh pekerja harian dan sub-kontrak menjadi karyawan tetap, sehingga mengurangi kerentanan pekerja dari kondisi eksploitasi; 
  • Sementara pekerja sub-kontrak menunggu promosi, PT. ABM telah menandatangani perjanjian baru dengan kontraktor tenaga kerja yang mewajibkan mereka untuk menyediakan perjanjian kerja dan upah minimum (sesuai panduan upah sektoral). Pendapatan yang lebih tinggi ini juga bertujuan untuk mengurangi kebutuhan pekerja sub-kontrak membawa keluarga mereka membantu di perkebunan – dan pada akhirnya mengurangi risiko pekerja anak dan keluarga yang tidak dibayar; 
  • ABM juga telah meningkatkan keselamatan pekerja dengan memastikan seluruh pekerja di perkebunan dan pabrik menerima Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE). Selain itu, sosialisasi rutin dilakukan ke seluruh pekerja untuk memastikan mereka memahami pentingnya memakai APD saat bekerja; 
  • ABM mendirikan Komite Gender, mekanisme pengaduan internal serta kotak saran di pabrik, perkebunan, dan akomodasi pekerja untuk memastikan mereka memiliki akses untuk mendapatkan penyelesaian jika mereka memiliki masalah terkait kondisi hidup atau kerja mereka. 
  • Langkah-langkah yang dilakukan PT. ABM merupakan perkembangan positif sepanjang perjalanan transformasi yang telah diupayakan oleh perusahaan ini. Melalui dukungan lebih lanjut kepada PT. ABM, Wilmar dapat memastikan bahwa upaya awal yang menjanjikan menuju transformasi akan terus dilanjutkan. Wilmar dan TFT akan terus mendukung PT. ABM dalam kapasitas teknis dan konsultasi sepanjang tahun 2018 hingga saat ini.

     

****

Berita Terkait:

Bidang Pekerjaan:
Respected workers

Solusi:
Respect

Produk:
Kelapa sawit

Topik menarik bagi Anda...

29 Nov 2023

Mengatasi tantangan Hak Asasi Manusia di rantai pasok daur ulang di Indonesia

18 Agu 2023

Earthworm Foundation berkolaborasi dengan perusahaan untuk mendorong pertanian berkelanjutan di Indonesia

30 Des 2022

Earthworm Foundation and PT Laot Bangko Speak at Innovation Forum Podcast