Share

Facebook icon Twitter icon Mail icon
Transformasi Rantai Nilai Bahan Baku: Empat Pembelajaran dari Intervensi Lanskap di Indonesia
Transformasi Rantai Nilai Bahan Baku: Empat Pembelajaran dari Intervensi Lanskap di Indonesia
News 23 Mei 2024

Transformasi Rantai Nilai Bahan Baku: Empat Pembelajaran dari Intervensi Lanskap di Indonesia

Blog oleh Giacomo Tabacco, Global Landscapes Engagement Lead di Earthworm Foundation
 

Bacaan 4 menit

Sekitar satu dekade terakhir, saya sering mengunjungi Aceh, Indonesia. Awalnya sebagai seorang peneliti sosial yang melakukan riset di daerah yang dikenal dengan hutan primer dan upaya rekonstruksi pascabencana. Aceh, terletak di bagian ujung utara Sumatra, memiliki sejarah yang kompleks, termasuk gerakan pro-kemerdekaan dan konflik dengan angkatan bersenjata Indonesia yang baru mereda setelah tercapainya kesepakatan damai pada tahun 2005.

Selain itu, wilayah ini juga rawan bencana alam, seperti gempa dan tsunami Samudra Hindia yang terjadi pada tahun 2004. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Aceh tetap menjadi rumah bagi hutan tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati serta tanah yang mengandung mineral tertinggi di Asia Tenggara, yang menjadi daya tarik kuat bagi para penebang kayu dan penambang.

Bersama para penambang emas di Aceh, sekitar tahun 2015

Sebagai bagian dari kelompok riset internasional, saya mempelajari faktor sosial-ekonomi yang mendorong penambangan emas dan permata semi-ilegal di sekitar hutan. Transisi dari penelitian perkotaan ke daerah yang didominasi hutan membuat saya langsung merasakan kedekatan mendalam dengan alam, seperti halnya yang dirasakan oleh para penambang, penebang, dan petani kecil di sana. Di antara hutan lebat dan garis pantai yang menakjubkan, saya menyaksikan daerah pedesaan Aceh, terutama bagian barat yang masih dalam tahap awal transisi menuju pertanian perkebunan skala kecil, tanpa didominasi perkebunan kelapa sawit serta industri pulp dan kertas.

Belum lama ini, saya kembali ke Aceh dan Riau, provinsi lain di Sumatra. Dua wilayah ini kini telah berubah secara signifikan sejak kunjungan terakhir saya, didominasi industri kelapa sawit serta pulp dan kertas, tetapi masih menyisakan hutan yang sama sekali belum tersentuh.

Di Earthworm Foundation, kami fokus mendukung regenerasi kawasan produksi bahan baku utama seperti kelapa sawit serta pulp dan kertas yang menjadi sumber pasokan bagi berbagai jenama global seperti Mars, Hershey, Nestlé, dan lainnya. 

Pendekatan lanskap yang kami terapkan juga berfokus pada penyeimbangan kebutuhan antara produksi komoditas dengan pelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia. 

Seringkali hal ini tampak menantang bagi saya, tetapi ketika tim di Indonesia membawa saya ke lokasi yang terlihat pada foto di bawah ini, semuanya terasa lebih jelas dan masuk akal.

Keindahan hutan perawan dan air terjun, satu kilometer dari perkebunan kelapa sawit. Aceh, Oktober 2023

Saya mengambil foto ini tahun lalu saat bertugas di lapangan, yang berjarak satu kilometer dari perkebunan kelapa sawit. Tempat ini kaya akan keindahan alam, hutan perawan dan air terjun yang menakjubkan. Pemandangannya seperti lukisan di kartu pos, dan kabar baiknya, semuanya masih terjaga hingga saat ini. Hal ini membuat saya yakin bahwa keseimbangan antara produksi dan perlindungan alam bukan hal yang mustahil.

Terinspirasi dari pengalaman menyenangkan saat mengunjungi air terjun serta pembelajaran berharga dari bekerja bersama tim Earthworm di Indonesia dalam upaya memberdayakan pemangku kepentingan lokal dan perlindungan alam, saya merangkum beberapa pelajaran penting yang ingin saya bagikan.

Pelajaran dari Indonesia

1. Model dan perangkat modern ada untuk menyeimbangkan produksi dan perlindungan

Pendekatan lanskap yang diterapkan Earthworm Foundation adalah contoh bagaimana produksi, perlindungan, dan penghormatan terhadap masyarakat dapat berjalan seiringan. Di lanskap Aceh dan Riau, kami menyatukan berbagai pemangku kepentingan dalam rantai pasok kelapa sawit serta pulp dan kertas, mulai dari petani kecil, petani sawit dan kayu, pembeli di hilir, hingga pemerintah, terutama di tingkat kabupaten. Hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan bersama yaitu meregenerasi tanah, melindungi ekosistem, serta memperjuangkan kesejahteraan masyarakat dan hak asasi manusia. Pendekatan ini berakar pada inisiatif akar rumput, mengintegrasikan solusi lokal yang efektif serta mengedepankan kolaborasi strategis dengan pemangku kepentingan setempat untuk memastikan efektivitas sistemik dan memperluas dampak proyek secara progresif.

Semua ini berbasis ilmu pengetahuan dan didukung oleh fakta. Kesehatan ekosistem dipantau melalui satelit, kemitraan kami dengan Airbus, sementara inisiatif berbasis masyarakat dipandu dengan tren terbaru dalam agronomi dan pembangunan sosial.

Selain itu, intervensi lanskap Earthworm Foundation juga sepenuhnya  selaras dengan dan mendukung kebijakan nasional seperti Rencana Aksi Nasional/Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN dan RAD-KSB).

2. Satu perusahaan tidak bisa menyelesaikan semua masalah 

Sebagian besar pemangku kepentingan memahami bahwa bertindak secara mandiri tidak mampu menyelesaikan masalah. Perusahaan yang memasok dari Aceh dan Riau mulai menyadari bahwa mereka harus melihat lebih jauh, melampaui satu komoditas dan satu rantai pasok untuk memberikan dampak nyata.

Yang membuat saya takjub tentang pendekatan lanskap adalah besarnya dampak yang dapat dicapai dengan tindakan kolektif melalui kolaborasi yang kuat. Sejak tahun 2021, program lanskap yang dipimpin Earthworm di Aceh telah melindungi 22.704 hektar hutan (baik di dalam maupun di luar konsesi), serta mendukung hampir 800 petani dalam meningkatkan mata pencaharian mereka. Di Riau, kami mendampingi 47 desa dalam menyelesaikan Perencanaan Tata Guna Lahan Partisipatif (PLUP), menyepakati perlindungan hutan seluas 687.401 hektar, membantu 1.248 petani sawit menerapkan praktik pertanian yang baik, serta membimbing kelompok tani untuk mendirikan unit bisnis yang menguntungkan.

Keterlibatan pemerintah daerah dan organisasi masyarakat sipil menjadi penguat penting. Dalam diskusi informal terakhir kami di Riau, kolaborasi lintas aktor ini mendapat sambutan positif. Kegiatan ini juga menjadi kesempatan untuk mengunjungi perkebunan kelapa sawit dan pusat pelatihan pertanian bersama perwakilan perusahaan di bagian hilir yang mendanai program di lanskap ini. Bagi sebagian besar mereka, ini merupakan pertama kalinya mereka melihat kelapa sawit secara langsung, meskipun mereka bekerja di perusahaan yang mengolah komoditas tersebut dalam skala besar. Menyatukan lanskap berarti juga menjembatani perusahaan dan produsen, serta melibatkan semua pihak dalam diskusi terbuka mengenai tantangan dan solusi yang dihadapi.

Berdiskusi secara terbuka dengan mitra kami di forum multipihak. Riau, Oktober 2023

3. Kita tidak dapat melindungi, melestarikan, dan regenerasi habitat alam jika kita tidak melibatkan masyarakat dan memiliki tim di lapangan

Masyarakat lokal yang tinggal di sekitar hutan memiliki peran besar dalam menjaga kesehatan ekosistem. Melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan tidak hanya dapat menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab, tetapi juga membuka ruang kolaborasi untuk merancang strategi bersama. Pendekatan ini memungkinkan terciptanya solusi yang mendukung pelestarian hutan dan mata pencaharian berkelanjutan, sekaligus menggabungkan kearifan lokal, pengetahuan tradisional, dan praktik mereka.

Sebagai seorang antropolog, saya terbiasa mengamati dinamika sosial. Ketika saya berada di Indonesia dan belum bergabung dengan Earthworm, saya melihat banyak pemuda di pedalaman Aceh yang pergi ke pegunungan untuk mencari emas, yang nantinya akan digunakan sebagai modal pernikahan dan tabungan untuk masa depan mereka.

Dalam program Earthworm di Indonesia, petani memiliki akses yang berbeda terhadap hutan. Ada yang tinggal dekat dan masih bergantung pada hutan sebagai sumber pendapatan, dan ada juga yang sudah tidak memiliki akes ke hutan karena luasnya yang semakin berkurang atau jaraknya yang terlalu jauh. Para petani sering kali menghadapi tantangan untuk bertahan hidup, terutama dengan adanya perubahan iklim dan degradasi lingkungan yang semakin membebani mereka.

Di Riau, saya bertemu dengan seorang petani yang sangat menginspirasi. Di usia pertengahan 30-an, ia mengelola lahan pertanian padi dan tanaman pangan lainnya bersama istrinya. Lahannya berbatasan langsung dengan hutan konservasi dan area perkebunan pulp dan kertas. Mengelola lahan pertanian sekaligus mencukupi kebutuhan keluarga bukanlah suatu hal yang mudah, terutama di tengah keterbatasan lahan dan dampak perubahan iklim terhadap pertanian. Namun, ia tetap semangat untuk belajar dan beradaptasi dengan teknik pertanian baru yang lebih produktif dan berkelanjutan, baik secara ekologi maupun ekonomi. Antusiasme dan keterbukaannya terhadap inovasi mengingatkan saya bahwa keharmonisan antara hutan dan pertanian berkelanjutan bukanlah sesuatu yang mustahil.

Menjelajahi berbagai kemungkinan! Seorang petani di Riau berbagi potensi pertaniannya dengan kami. November, 2023

Inti dari program kami di Indonesia adalah bekerja bersama masyarakat untuk merancang tata guna lahan. Untuk mewujudkannya, kami mengandalkan tim di lapangan yang luar biasa, orang-orang yang saya temui dan habiskan waktu bersama selama tinggal di mess kami. Kedekatan dan empati mereka terhadap masyarakat yang tinggi, bahkan di desa-desa terpencil, mengingatkan saya pada masa muda saat melakukan penelitian di Aceh.

Tim Riau di salah satu kantor lapangan kami. Oktober, 2023

Pendekatan kami berpusat pada masyarakat. Kami mempelajari wilayah tempat mereka tinggal, yakni desa, sebagai unit administrasi terkecil. Tim lapangan menganalisis status lahan, yang umumnya terdiri dari berbagai elemen, seperti petak hutan, petak sawah, atau area produktif lainnya. Melibatkan masyarakat dalam proses ini sangat penting agar kita dapat memahami konteks lokal secara lebih mendalam. Melalui perencanaan tata guna lahan, kami berupaya menyelaraskan berbagai status lahan dalam satu dokumen yang disepakati bersama masyarakat, pemilik lahan, pemerintah daerah, serta pengelola lahan lainnya seperti perusahaan swasta  mengenai status lahan.

Perencanaan tata guna lahan selalu menjadi langkah awal untuk mendukung komunitas. Misalnya, dari proses ini lahir inisiatif seperti pembentukan kelompok tani atau koperasi di desa-desa sasaran, yang didampingi oleh Earthworm untuk mengadopsi praktik pertanian yang baik dan teknik budidaya yang lebih produktif dan berkelanjutan. Selain itu, kami juga memberikan pelatihan manajemen keuangan dan pemasaran agar para petani dapat menjual hasil panen secara lebih efektif, sehingga mereka dapat membangun ketahanaan ekonomi yang stabil, mandiri, dan berkelanjutan.

Di Riau, salah satu koperasi yang kami dampingi telah berkembang pesat. Kini mereka tidak hanya menjalankan usahanya sendiri, tetapi juga membangun jaringan kerja sama dengan koperasi lain. Kami melihat bahwa kemitraan ekonomi mulai terbentuk, di mana petani menjual hasil panen, membeli pupuk, alat pertanian, dan lain sebagainya dalam ekosistem yang lebih terorganisir.

4. Dampak semakin dalam, bagi manusia dan alam

Salah satu hal yang semakin saya pahami adalah bahwa bekerja di lanskap bersifat dinamis dan terus berkembang. Ketika Earthworm dan para mitranya semakin memberdayakan petani, mendorong perubahan dalam praktik produksi, dan mendukung upaya keberlanjutan pemerintah daerah, dampaknya terhadap manusia dan alam akan semakin meningkat. Secara sederhana, transformasi rantai pasok dapat memberikan manfaat bagi ekosistem, rantai pasok, dan komunitas.

Bekerja bersama tim lanskap di Aceh, Indonesia. November, 2023

Seiring berjalannya waktu, program lanskap Earthworm di Indonesia akan semakin matang dan berkembang. Upaya kolaboratif yang semakin kuat akan menjadi kunci dalam mewujudkan kawasan sumber daya yang berkelanjutan bagi manusia dan alam. Saya sangat menantikan bagaimana perubahan paradigma ini akan terwujud bersama rekan-rekan saya di lapangan.

L untuk lestari (keberlanjutan), E untuk Earthworm, saat kunjungan lapangan dengan komunitas dan mitra di Aceh. Oktober, 2023

Terima kasih kepada rekan-rekan tim Lanskap dan Komunikasi di Earthworm yang telah membantu dalam penyusunan blog dan terus mendukung perjalanan ini!

****

Pekerjaan ini merupakan bagian dari program lanskap Earthworm di Aceh, yang didukung oleh MarsHershey, dan Musim Mas, serta program lanskap di Riau yang didukung oleh Reckitt, LVMH, J&J, dan PZ Cussons. Kami terus memperluas kolaborasi dengan pemangku kepentingan di tingkat lokal maupun nasional untuk mewujudkan tujuan ini. Pilar utama dari pekerjaan kami meliputi ketahanan petani kecil, pertanian regeneratif, serta pemulihan dan pemeliharaan hutan yang terdegradasi. Untuk informasi lebih lengkap tentang pekerjaan di setiap lanskap serta daftar mitra kami, silakan kunjungi halaman lanskap terkait.

Topik menarik bagi Anda...

Dari Penebang Menjadi Petani: Perjalanan Transformasi di Riau, Indonesia

One project that transforms cocoa supply chains is Seeds of Change

12 Jun 2025

Memperkuat perlindungan perempuan dan anak di lanskap kelapa sawit Aceh dan Riau, Indonesia