Namun, praktik pertanian dan produksi yang intensif telah memberikan tekanan besar terhadap tanah. Erosi dan pencemaran menyebabkan tanah subur hilang jauh lebih cepat dibanding kemampuan alam untuk memulihkannya. Akibatnya, nilai gizi dalam makanan menurun, dan hasil panen semakin menyusut di setiap generasi. Kondisi ini diperparah oleh hilangnya bahan organik dan keanekaragaman hayati di dalam tanah.

Sudah saatnya kita beralih ke praktik pertanian yang mampu menghidupkan kembali kondisi tanah untuk menjamin keberlanjutan hidup petani, menyediakan pangan yang bergizi, menjaga air bersih, serta memperkuat sistem alam. Karena itu,  kami ingin berkolaborasi dengan pemerintah, pelaku usaha, masyarakat sipil, dan para petani untuk mendorong transisi menuju pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Proyek Tanah yang Hidup (Kami mohon maaf, saat ini hanya tersedia dalam Bahasa Inggris)

Perjalanan kami dalam regenerasi tanah dimulai pada tahun 2016 bersama petani sheesham di India, melanjutkan keterlibatan yang telah dibangun sejak 2011 dengan sekitar 1.000 petani. Bermitra dengan pakar tanah, Claude dan Lydia Bourguignon, kami mulai mengeksplorasi pendekatan untuk meregenerasi tanah, dan memperluas kerja sama dengan petani di Prancis melalui pendekatan pertanian konservasi. Fokus kami adalah menghubungkan berbagai titik dalam rantai pasok untuk memperluas skala restorasi tanah, serta mengembangkan insentif-inovatif yang mampu mendorong perubahan praktik pertanian.