Share

Facebook icon Twitter icon Mail icon

Indonesia dan Malaysia memproduksi mayoritas suplai minyak sawit dunia

Indonesia dan Malaysia memproduksi mayoritas suplai minyak sawit dunia

Kelapa sawit

Minyak sawit adalah minyak nabati yang sangat serbaguna dan murah – kita mengonsumsinya, menggunakannya pada tubuh, dan bisa menggunakannya sebagai bahan bakar.

Kelapa sawit juga merupakan tanaman yang sangat efisien, menghasilkan hingga 10 kali lipat per hektar dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Hal ini menjadikannya sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi di banyak negara, terutama Indonesia dan Malaysia, yang bersama-sama bertanggung jawab atas sebagian besar pasokan minyak sawit dunia.

Namun, perkembangan ekonomi ini datang dengan dampak sosial dan lingkungan yang parah. Budidaya kelapa sawit terkait dengan hilangnya habitat hutan tropis, yang di dalamnya terdapat lebih dari setengah spesies tumbuhan dan hewan di Bumi. Lahan gambut yang dikeringkan untuk produksi kelapa sawit telah memicu kebakaran dan kabut asap di Asia Tenggara, yang merusak kesehatan, iklim, dan bioma kita. Masalah tenaga kerja dan konflik dengan masyarakat lokal juga menjadi problema yang melekat dalam rantai pasok kelapa sawit. Ditambah lagi dengan keberadaan petani kecil, yang menyuplai hampir setengah dari buah kelapa sawit dunia dan mata pencaharian mereka rentan terhadap fluktuasi ekonomi dan lingkungan.

Fakta

3,5 juta: estimasi jumlah orang yang dipekerjakan dalam produksi kelapa sawit di Malaysia dan Indonesia, dua negara penghasil utama berdasarkan volume.
17 juta: luas lahan yang digunakan untuk budidaya kelapa sawit pada tahun 2012, meningkat dari 10 juta hektar pada tahun 2000.
Lebih dari 70%: volume industri minyak sawit global yang tercakup dalam komitmen NDPE melalui keanggotaan Earthworm Foundation.

Kerja kami

Earthworm Foundation bekerja dengan memanfaatkan pengaruh para pemimpin dalam rantai pasok dan mendobrak hambatan untuk menciptakan pasar bagi minyak sawit yang bertanggung jawab.

Perjalanan kami dalam industri minyak sawit dimulai dengan kebijakan pengadaan bertanggung jawab Nestlé pada tahun 2010. Sejak saat itu, kami memelopori kebijakan Tanpa Deforestation, Gambut, dan Eksploitasi atau No Deforestation, Peat, and Exploitation (NDPE) bersama perusahaan global dan produsen seperti Cargill, Ferrero, Golden Agri-Resources, Mars, dan Wilmar. Kami juga mengembangkan pendekatan Stok Karbon Tinggi atau High Carbon Stock Approach (HCSA), berinovasi menciptakan definisi deforestasi yang jelas. Kerja kami dalam keterlacakan membantu bisnis memetakan minyak sawit mereka hingga ke pabrik, lahan, dan perkebunan di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Hal ini menginformasikan strategi keterlibatan pemasok kami, yang kini semakin digital, dan menghasilkan inovasi pendekatan ART, yang memanfaatkan kilang sebagai titik pengaruh utama dalam rantai pasok. Upaya transformasi selanjutnya telah berdampak bagi masyarakat, lanskap, petani kecil, pemasok, dan pekerja.
 

Earthworm Foundation dan para anggota bekerja mengatasi tantangan yang ada dalam industri ini dengan menyatukan konservasionis yang berupaya melindungi hutan dan spesies yang terancam punah, masyarakat yang penghidupannya bergantung pada tanaman komoditas, pemerintah yang perlu mendorong pertumbuhan ekonomi, serta bisnis yang membutuhkan pasokan buah kelapa sawit yang andal.

KLIK DI SINI  jika Anda tertarik bekerja bersama kami. 

KLIK DI SINI  jika Anda memiliki pertanyaan terkait kerja kami terkait kelapa sawit. 

Berita & Cerita

Pelajaran dari Tiga Desa: Mewujudkan Lanskap Riau yang Berkelanjutan

18 Mar 2025

Peluncuran Panduan Perjanjian Kerja Harian untuk Kelapa Sawit Berkelanjutan

8 Okt 2024

Earthworm Foundation Convenes Roundtable Discussion on Ethical Recruitment in Sabah

Materi pengunduhan

9 Jul 2019

Position Paper Scaling Palm Oil Industry Transformation

pdf. 6,1 MB

Learn More